Kalau saya tidak salah, kalimat judul di atas adalah penggalan salah satu lagu dangdut. Saya tidak ingat siapa yang mempopulerkannya. Dulu kalau mendengar penggalan syair tersebut, saya dan teman-teman biasanya tertawa ngakak seraya membenarkan dalam hati. Soalnya sakit gigi ada dokternya dan ada obatnya tapi kalau patah hati?
Padahal bagi orang yang sudah merasakan sakit gigi, bisa dipastkan tidak setuju sekali dengan kalimat judul di atas. Sakit gigi, adalah suatu penyakit yang tidak terlalu nampak, hanya sebatas dalam rongga mulut tapi kemampuan rasa sakit yang ditebarkannya mampu, membuat orang yang merasakannya tidak bisa tenang bahkan sakit gigi walau hanya satu dua hari terasa bagaikan tiada berakhir.
Pertanyaannya, siapa lagi yang mau patah hati? Pasti semua akan menjawab tidak ada yang mau. Persoalannya dapatkah kita memilih untuk tidak patah hati? Jawabannya tidak. Karena manusia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Barangkali kita perlu menelusuri terlebih dahulu, penyebab atau kemungkin yang bisa membuat patah hati.
Patah hati bisa diartikan baru putus cinta. Jadi supaya jangan patah hati, ya jangan putus cinta dong. Bagaimana caranya supaya jangan putus? Telaah kembali hubungan tersebut. Kalau tidak cocok jangan dipaksakan, kalau putus, yah jangan merasa patah hati dong. Lebih baik putus dari sekarang daripada putus setelah menikah.
Patah hati bisa diartikan cinta tak terbalas alias bertepuk sebelah tangan. Hey......... ....kenapa juga harus merasa patah hati hanya karena bertepuk sebelah tangan. Apa cuma dia mahluk di dunia ini? Tak bersambut, cari lagi yang lain. Ayo tepuk tangan sendiri, toh Tuhan memberi kamu sepasang tangan, tanpa orang lain kamu bisa bertepuk tangan sendiri. Intinya, jangan hancur karena sebuah penolakan. Buktikan orang itu menyesal pernah menolak kamu.
Patah hati bisa diartikan kekecewaan yang disebabakan gagalnya sebuah hubungan. Karena menyangkut sebuah hubungan pastinya melibatkan lebih dari satu orang. Dulu teman-teman saya pernah bilang, lebih baik patah hati daripada tidak pernah merasakan jatuh cinta. Hmm...bagaimana yah? Apa rugi tidak pernah jatuh cinta? Apa sih jatuh cinta? Mengapa orang bisa jatuh cinta? Apa bedanya jatuh cinta sama jatuh dari pohon? Pastinya sih, sama-sama sakit. Cuma kalau jatuh cinta, sakitnya tidak kelihatan kalau jatuh dari pohon, jelas kelihatan. Kalau tidak jidat benjol, yah paling-paling kaki atau tangan patah.
Kalau tidak mau jatuh dari pohon, maka jangan naik pohon. Maka dijamin kamu tidak akan jatuh dari pohon. So...apakah supaya tidak jatuh cinta lebih baik jangan berurusan dengan cinta? Apa ada yang bisa menolak cinta? Ih gila banget kalau ada yang bisa menentang kuasa alam.
Cinta itu anugerah terbesar dari sang pencipta. Menolak cinta sama dengan menolak anugerah Tuhan. Apa berani? (Kalau Van yang mengucapkan kata-katanya di balik menjadi "berani apa?")
Kunci sebenarnya sangat sederhana. Terimalah jatuh cinta sebagai sebuah proses alam. Bagian dari proses kehidupan. Seperti air yang mengalir, jika dihambat akan meluap. Jika dibiarkan, air akan mengalir mengikuti alurnya. Demikian juga cinta, kenapa juga di tolak? Biarkan saja dia tumbuh dan berkembang menjadi bagian dalam diri kita.
Persoalannya tidak sesederhana itu. Kalau jatuh cinta pada orang yang salah? Loh kok bisa? Maksudnya cinta kita tidak berbalas lantaran orang tersebut tidak mencintai kita. Yah, sudah. Mengapa harus dipasa? Cinta itu lahir dari rasa. Jatuh cinta tidak pakai logika. Bahkan orang bilang cinta itu buta. Gara-gara cinta, maaf-maaf tai kucing bisa terasa coklat. (Apa iya...?) Itu pendapat orang yang jatuh cinta.
Padahal tidak benar! Ikuti saja naluri. Cuma jangan lupa, manusia itu bukan binatang. Manusia itu mahluk paling mulia ciptaan Tuhan yang dilengkapi akal dan budi. Jadi kalau binatang cuma punya akal tapi tidak punya budi. Nah manusia biarpun sedang jatuh cinta tetap harus menggunakan akal dan budi dalam mengendalikan rasa tersebut agar jangan salah melangkah.
Seperti apa sih rasanya jatuh cinta? Susah dijabarkan dengan kata-kata karena ini menyangkut rasa. Dan perasaan tiap orang itu sifatnya relatif. Ada yang bawaannya gembira terus, maunya tersenyum terus. Ada juga yang mendadak ingin berpenampilan rapi terus. Tapi ada juga yang terbayang terus wajah pujaan hatinya. Jadi maunya melamun terus. Padahal, kalau mau jujur, semua itu hanya emosional.
Kematangan suatu hubungan cinta lebih mengedepankan logika bukan emosi atau perasaan. Justru kalau kita mencintai seseorang, kita ingin orang tersebut berbahagia. Dan jika orang tersebut berbahagia dengan mengakhiri hubungannya dengan kita, itulah yang harus kita laukan. Itulah yang namanya cinta. Cinta tidak harus memiliki. Cinta yang besar tidak pernah berakhir karena The greates love is never end. Cinta sejati adalah cinta yang besar. Cinta yang rela dikorbankan demi kebahgiaan dari orang yang dicintai.
Ketika sampai pada keikhlasan, maka itulah sebenarnya yang dinamakan cinta. Termasuk cinta pada pasangan suami istri.
Ketika cinta di kedepankan maka yang ada pengabdian.
Ketika cinta dikedepankan, Tidak ada perasaan siapa lebih besar atau siapa yang harus dihormati.
Ketika cinta dikedepankan maka kita selalu mendahulukan orang yang kita cintai.
Ketika cinta dikedepankan maka kita ingin senatiasa membahagiakan orang yang kita cintai.
Cinta itu lemah lembut
Dapat kita pelajari dari kelembutan seorang ibu yang merawat bayinya
Cinta itu tidak menuntut
Dapat kita pelajari dari kerelaan induk harimau yang menyusui anak-anaknya
Cinta itu pengabdian
Dapat kita pelajari dari induk burung yang mengajarkan anaknya terbang
Cinta itu penuh kasih
Dapat kita pelajari dari orang utan yang mengasuh anak-anaknya
Cinta itu penuh kedamaian.
Dapat kita pelajari dari dari dua balita yang bermain bersama
Cinta itu panjang sabar
Dapat kita pelajari dari kesabaran orang tua yang mengajarkan anaknya bersepeda
Cinta itu kerelaan
Dapat kita pelajari dari sebatang lilin yang rela hancur demi memberi sedikit penerangan
Jadi mengapa harus takut patah hati? Sakit gigi itu sakitnya luar biasa dan kalau anda belum pernah sakit gigi, jangan sesekali mengatakan lebih baik gigi dari pada patah hati. Saya jadi teringat ketika masih remaja dulu.
Pacaran saya pahami sebagai bagian darei proses interaksi dengan sesama. Bukan saya tida setia, saya cuma sulit mengatakan tidak pada orang yang menyukai saya. Tapi saya juga tidak mengatakan saya bersedia menjadi pacarnya. Pada waktu itu saya hanya berkomitmen dengan satu orang.
Singkat cerita, pacar saya mendapati saya berjalan dengan laki-laki lain. Katanya karena cinta, dia marah lalu memutuskan saya tanpa memberikan kesempatan saya menjelaskan. Saya pulang mengadu pada ibu saya sambil menangis. Ibu saya berkata: ”Sekarang kamu masuk kamarmu, tutup dan kuncilah pintu. Menangislah dua hari dua malam. Sesudah itu kamu keluar, angkat wajahmu, hapus air matamu dan songsonglah dunia. Putus cinta bukan akhir segalanya. Itu hanya secuplik dari bagian perjalanan hidupmu!”
Dan benar, putus cinta atau patah hati bukan akhir dari segalanya. Masih panjang goresan cerita yang saya bisa lakukan untuk hidup saya. Pacaran hanya sebagian kecil dari penggalan perjalanan hidup. Jadi nikmati selagi bisa dinikmati. Ketika yakin telah jatuh cinta dan meletakkan atau mempercayakan hidupmu pada seseorang maka pada waktu yang bersamaan, kita harus mempersiapkan diri untuk sakit hati.
Orang yang kita cintai tidak berarti tidak bisa atau tidak akan mengecewakan kita. Cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang menerima apa adanya. Sehingga ketika kenyataannya orang yang kita cintai tidak seperti yang kita harapkan, maka kompromi adalah jalan yang harus diambil. Perlu kita sadari orang yang kita cintai tidaklah sempurna, sebagaimana adanya kita. Justru dalam kekurangan kita saling melengkapi.
Ketika anda menjalani sebuah komitmen dalam pernikahan yang saya percaya awalnya karena cinta lalu dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga tersebut dihantam badai dan gelomnang, jangan sesekali anda berpikir ini saatnya mengakhiri perjalanan dalam bahtera rumah tangga tersebut.
Justru anda pelu mensikapi sebagai sebuah ujian untuk menguji kekuatan dan kualitas bahtera yang dibangun atas dasar cinta Juga perjalanan bahtera cinta itu sendiri. Cinta bisa ditumbuhkan dan harus ditumbuhkan. Cinta perlu dipelihara sebagaimana tumbuhan. Pohon cinta akan terus tumbuh dan memberi kesejukan jika anda rajin memberinya pupuk berupa kepercayaan, perhatian, komitmen, kasih sayang dan terpenting cinta itu sendiri. Percayalah pohon cinta itu akan tumbuh subur dan senantiasa menimbulkan inspirasi cinta bagi yang melihat.
Jika hari ini anda patah hati, bersyukurlah karena anda pernah merasakan jatuh cinta. Hanya orang-orang yang beruntung yang bisa merasakan jatuh cinta. Karena tidak setiap orang pernah atau bisa merasakan cinta. (Icha Koraag, 27 Nov 2006)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment